Thursday, January 29, 2015

Ayo Singgah ke Rumah Cut Meutia

Ayo Singgah ke Rumah Cut Meutia

              Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Itu sedikit ungkapan yang sering kita dengar. Untuk itu, jika ada waktu luang atau liburan, cobalah kunjungi museum atau bangunan sejarah. Untuk menambah rasa cinta kita terhadap tanah air.
               Sebagai bentuk program VISIT ACEH 2015, Pemerintahan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam sering sekali mempromosikan keindahan alamnya. Namun belum mengeksplorasi bangunan bersejarah lainnya. Sebagai contoh adalah Rumah Cut Meutia. Bangunan sejarah ini sebenarnya mempunyai potensi untuk dikembangkan, namun kurangnya perhatian pemerintah dalam hal akses dan akomodasi ke tempat ini.
              Cut Nyak Meutia atau dikenal dengan Cut Meutia adalah pahlawan wanita dari Aceh yang terkenal selain Cut Nyak Dien. Cut Meutia selama 20 tahun telah  memimpin perjuangan melawan penjajahan Belanda di wilayah Aceh Utara. Dari rumah nya inilah beliau aktif dalam memimpin dan mengatur strategi peperangan melawan Belanda itu.

Rumah Cut Meutia

Sama seperti Rumoh (sebutan untuk rumah adat) Aceh yang lainnya, Rumah Cut meutia yang sekarang dijadikan museum, rumah ini memiliki 16 tiang penyangga. Bagi masyarakat Aceh membangun rumah bukan sekedar sebagai hunian saja, tetapi merupakan ekspresi keyakinan terhadap Tuhan. Pengaruh keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapat dilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagian depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di barat. Arah Barat mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membangun garis imajiner dengan Ka’bah yang berada di Mekkah.

Bagian dalam rumah

              Selain bangunan rumah, di lokasi ini kita juga bisa melihat beberapa benda tradisional dan bangunan masyarakat aceh

1. Kroeng 
Kroeng dalam bahasa Indonesianya karung adalahtempat untuk menyimpan padi). Berjumlah tiga buah dan berada di halaman rumah.
Krueng (karung)
2. Jeungki
Pada jaman dahulu, sebelum ada mesin penggiling padi, masyarakat aceh menggunakan Jeungki sebagai alat penumbuk padi
Jeungki
3. Balai 
Balai ini berukuran kurang lebih 3 x 4 m. Bangunan ini biasanya dipergunakan untuk tempat berkumpul, ajang silaturahmi, dan tempat bersantai bagi masyarakat aceh.
Balai
4. Monumen Cut Meutia
Sebagai bentuk penghormatan atas perjuangannya melawan belanda, yang pada akhirnya Cut Meutia gugur bersama pasukannya pada tanggal 24 Oktober 1910. Di area rumah ini dibangun monumen perjuangan.
Monumen Cut Meutia
 

Lokasi dan Transportasi
            Rumah Cut Meutia ini berada di Desa Mesjid Pirak, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara. Rumah Cut Meutia dapat ditemui 3 km dari desa Matangkuli, Kecamatan Matangkuli. Rumah Adat Cut Meutia ini dibangun kembali dan di beri pagari atau di beri pagar oleh Pemerintah Aceh sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan Wanita Nasional dari Aceh ini.
       Untuk menuju ke lokasi rumah Cut Meutia ini, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi. Desa matangkuli ini terletak kurang lebih sekitar 33 kilo meter dari kota Lhokseumawe. Kurang lebih memakan waktu 1-1,5 jam dari kota lhokseumawe.
          Setelah anda sampai di desa matangkuli, anda bisa meneruskan perjalanan anda kurang lebih sekitar 3 kilo meter lagi dari desa matangkuli ini untuk menemukan lokasi dari rumah adat Pahlawan wanita Nasional yang berasal dari Aceh ini. Jangan khawatir, perjalanan anda ke lokasi ini tidak akan sia-sia karena keindahan alam dan suasana pedesaan ditambah lagi dengan area persawahan di daerah Matangkuli tidak akan membuat anda bosan.

Tips:
1. Menyewa mobil rental atau supir penduduk lokal, karena kurangnya perhatian pemerintah mengenai akses jalan menuju kesana. Tidak ada jalan penunjuk arah untuk menuju kesana yang lumayan masuk ke perkampungan warga.
2. Bagi wisatawan diharap membawa makan sendiri, karena disana hanya ada kurang dari 5 warung yang hanya menjual makanan ringan saja. Dan jangan lupa membawa plastik untuk membuang sampah sisa makanan untuk menjaga kebersihan. Kebersihan menjadi permasalahan utama bagi dinas pariwisata di Aceh, karena masyarakat Aceh kurang sadar akan kebersihan dan pentingnya kebersihan tempat wisata. Aceh punya alam dan keaneka ragaman budaya yang khas, tapi percuma kan kalau masyarakatnya tidak bisa menjaga.
Bagaimana? Yuk berkunjung ke Aceh, dan jika ke Lhokseumawe, jangan lewatkan tempat ini dari daftar liburan anda. Dan dukung Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam mensukseskan program wisatanya yang bertajuk "VISIT ACEH 2015".






Wednesday, January 28, 2015

Pulau Weh, Surga di Ujung Barat Indonesia



Pulau Weh, Surga Indonesia di Ujung Barat
Dari Sabang sampai merauke berjajar Pulau – Pulau”, masih inget kan salah satu cuplikan lagu Nasional tersebut. Indonesia itu dari sabang sampai merauke. Sabang merupakan kota yang berada di Pulau weh yang menjadi salah satu primadona bagi Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) untuk program yang bertajuk VISIT ACEH 2015. Pulau weh menjadi destinasi terbaik bagi pecintai pantai dan laut, apalagi untuk diver (penyelam) karena memiliki banyak spot penyelaman. Sepanjang garis di Pulau weh, memiliki pantai yang indah, dengan pasir putih yang lembut, dengan view yang menentramkan. Recommended bagi yang pengen liburan dan mencari suasana baru.

Transportasi
Ke Pulau Weh
Untuk ke Pulau weh dari Jakarta anda dapat memilih penerbangan langsung Jakarta – sabang (dibuka mulai bulan februari 2015). Atau dari Jakarta ke banda aceh (Bandara Sultan Iskandar Muda). Dari Bandara Sultan Iskandar muda dilanjutkan dengan Kendaraan umum (labi-labi) atau menyewa travel ke pelabuhan Ulee Lheue. Ada beberapa jadwal penyebrangan ke pulau weh dengan jenis kapal yang berbeda – beda juga. Pilih menggunakan  kapal cepat untuk menyebrang ke pulau weh, jenis nama armada kapal penyebrangan yaitu EXPRESS BAHARI.
Berikut jadwal penyebrangan dari Pelabuhan Ulee Lheue dan sebaliknya :
 
                         
Pilih duduk di dek atas kapal, meskipun agak panas, tapi view dari atas dek kapal ini sangat menakjubkan. Terlihat pemandangan pulau-pulau kecil di sekitar.
 
                      View dari atas dek kapal               
Setelah 45 menit perjalanan, akhirnya sampai di Pelabuhan Balohan. Sampai disana, aku memilih naek bentor untuk dianter ke penginapan. Saya menginap di daerah pantai Iboih. Ada dua penginapan recommended dengan harga yang terjangkau, tempat yang nyaman, dengan view yang menakjubkan. Iboih inn dan Yulia. Tapi saya memilih di iboih inn.
                Selama perjalanan dari Balohan ke Iboih, mata akan dimanjakan dengan view yang bener-bener membuat takjub. Subhanallah.  Itulah kata yang terucap. Pulau weh bener -  bener indah.
Panorama selama Perjalanan
                Setelah 1.5 jam perjalanan, dari pelabuhan ke penginapan, akhirnya sampai juga ke pantai iboih. Tapi dari tempat terakhir kendaraan bisa masuk menuju ke penginapan, masih harus jalan 500 m lagi.

Pantai Iboih
Mengapa merecomendasikan menginap di Iboih inn? Mungkin dengan view-view seperti ini kalian bisa menilai sendiri.

Panorama depan Iboih Inn
Di iboih inn juga bisa menyewakan peralatan snorkeling dan penyewaan kapal untuk ke pulau rubiah. Pulau rubiah, spot yang menarik buat diving. Lokasinya tepat berada di depan Iboih inn.
Destinasi
Berikut beberapa tempat yang wajib dikunjungi selama di pulau weh.
1. Anoi Itam


Anoi itam, merupakan pantai di Pulau sabang yang memiliki pasir hitam lembut di sekitar pantai ini, lokasinya di atas bukit karang, terdapat benteng atau menara pengintai bekas perang dunia ke dua milik Jepang, penduduk sekitar menyebutnya dengan Goa Jepang.
 
 bungker tentara jepang   

                                                meriam tentara jepang                                                          
kalau melihat tempatnya sih, lumayan serem. Tapi tahu ga  kenapa tentara jepang betah banget ngawasin kapal musuh dari menara ini. Viewnya beroo

View dari menara pengawas jepang
2. Pantai Sumur Tiga.
Disebut Sumur Tiga, karena menurut penduduk sekitar ada sumber air di pantai ini yang berjumlah 3 sumber mata air. Pantai disini juga ga kalah keren dengan pantai di sabang yang lain.
Panorama Pantai Sumur Tiga


Pagi hari di Sumur Tiga
Di sekitar pantai ini ada tempat penginapan yang sangat recommended sekali yaitu Casanemo dan Fredive. Berikut view di depan Casanemo Cottage,

Bersantai di depan Casanemo Cottage

3. Pantai Gapang
Pantai gapang ini juga memiliki air yang sangat jernih. Lokasinya tidak jauh dari pantai Iboih.

Panorama Pantai Gapang
4. Tugu Nol Kilometer Indonesia
Gak lengkap kalo ke Pulau weh atau sabang tapi gak ke Tugu Nol Kilometer Indonesia. Ga ada bukti kalo kita ke sabang pulau weh. Karena disini juga ada orang yang berjualan semacam sertifikat kalau kita pernah ke sabang.

Tugu Nol Kilometer Indonesia

5. Pantai Iboih
Mengapa merecomendasikan memilih menginap di Pantai iboih, karena emang disini lah spot terbaik untuk melihat sunset sekaligus sunrise yang keren. Pasirnya putih lembut, airnya jernih, suasananya nyaman dan tentram, “Little Paradise” di surga Indonesia paling barat.
Sunset di pantai Iboih


Pagi hari di Pantai Iboih

Santai bang ini di Sabang (bersantai depan Iboih inn)

Airnya jernih banget, ikan sampai keliatan semua. Kayak punya aquarium raksasa

View depan Kamar (iboih inn)
Sunrise di depan Iboih Inn
Sunset di Iboih Inn
6. Jalan Baru
Masyarakat sekitar menyebutnya dengan jalan baru. Jalan yang baru saja dibangun untuk menghubungkan dari kota pusat kota sabang ke pelabuhan balohan. Dari sini akan melihat view yang bener-bener dahsyat. Dan Merupakan spot favorit untuk memotret keindahan panorama Pulau weh.
 view dari atas jalan baru

Transportasi

                - Sewa Bentor dari pelabuhan balohan ke Iboih Inn = Rp 50.000
                - Sewa Bentor keliling sabang sehari = Rp 250.000
                - Sewa Motor = Rp 100.000
                - Penyebrangan Rp 95.000 x 2 kali = Rp 190.000

Penginapan
 Iboih Inn semalam berkisar antara 200 – 600 ribu per night,
Casanemo dan Fredive 400 ribu – 1 juta

Tips :
Membawa senter karena jalan menuju penginapan di sabang umumnya tidak ada akses penerangan, listrik susah disana. Sering terjadi pemadaman listrik


Contoh itinerary :
Hari pertama :
-Dari pelabuhan balohan ke Pantai Gampang, lanjut ke Pantai Iboih (menginap di iboih inn), sunset di Tugu Nol Kilometer.
Hari Kedua :
Snorkeling atau diving di Iboihh, siang hari menuju Jalan Baru pantai Anoi Itam, Goa Jepang, dan Sunset di Pantai Sumur Tiga. Berkeliling di Kota sabang (kuliner dan membeli oleh-oleh), Menginap di Casanemo
Hari Ketiga :
Cek out Pulang